Rabu, 06 November 2013

Manfaat Puasa bagi orang Kristen

Puasa adalah kegiatan menunda makan dan minum, untuk membiasakan tubuh menunda keinginan.
Puasa sebagian (partial fasting) biasanya dilakukan tanpa makan, tetapi tetap minum. Adapula yang tidak makan dan tidak minum, tetapi diselingi dengan makan dan minum misalnya pada pagi dan sore hari.
Puasa penuh (full fasting) biasanya dilakukan tanpa makan dan tanpa minum, maksimal selama 3 hari dikarenakan terbatasnya kekuatan tubuh manusia.
Puasa yang dilakukan Yesus selama empat puluh hari kemungkinan besar adalah puasa sebagian. Karena dikatakan di dalam
Mat. 4:2 Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
Tidak dikatakan disana, “maka lapar dan hauslah Yesus”.
Perkecualian dari hal ini adalah Musa saat berpuasa penuh selama empat puluh hari, dikarenakan adanya kuasa supranatural dari Tuhan saat ia berbicara “berhadap-hadapan muka” dengan Tuhan. Ul. 9:9 dan Kel. 33:11
Manfaat puasa:
1. Menguatkan iman.
Pada saat murid-murid Yesus tidak bisa mengusir setan, Tuhan berkata bahwa itu terjadi karena mereka kurang percaya.
Kemudian Yesus mengaitkannya dengan “doa dan puasa”. Jadi saya menarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara puasa dengan iman.
Mat. 17:20    Ia berkata kepada mereka: “Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, –maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.
Mat. 17:21    (Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa.)”
2. Memberi kekuatan untuk melawan godaan, kebiasaan buruk, kecanduan, dan roh jahat jenis tertentu.
Mat. 17:21    (Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa.)”
Orang yang mempunyai kebiasaan buruk atau kecanduan yang sudah berlangsung bertahun-tahun,
sebaiknya mematahkan kebiasaan buruknya melalui puasa. Jangan berharap kebiasaan bertahun-tahun bisa dilepaskan hanya dalam satu hari.
3. Membuat kita lebih peka mendengar suara Tuhan.
Dalam kisah rasul disebutkan bahwa murid Tuhan mendengar suara Roh Kudus pada saat mereka berpuasa.
Kis. 13:2    Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.”
4. Membentuk kebiasaan baik
Puasa membentuk kebiasaan untuk membaca firman dan berdoa lebih banyak setiap hari.
Puasa juga membiasakan diri kita untuk merespon situasi dengan lebih lambat.
Kalau biasanya kita cepat marah, maka dengan perut yang lapar maka tubuh menyesuaikan diri dengan bergerak lebih lambat, dan berkata-kata lebih jarang pula. Dengan begitu, kita tidak langsung merespon setiap stimulasi, tetapi menundanya, kemudian meresponnya sesuai dengan kehendak Allah.
Kalau kita biasanya memakan apa saja yang ada di hadapan kita, sebanyak-banyaknya, maka dengan berpuasa kita bisa membiasakan diri kita untuk puas dengan makanan yang secukupnya.
Kalau kita biasanya (maaf) suka memperhatikan perempuan lain, maka sekarang kita bisa membiasakan diri untuk puas dengan satu isteri yang sudah diberikan Tuhan kepada kita.
Para ahli di dunia sekuler mengatakan bahwa “kebiasaan” terbentuk setelah 21 hari, ada pula yang mengatakan 30 hari.
Banyak tokoh di Alkitab berpuasa selama 40 hari, jadi 40 hari bisa dipakai sebagai patokan untuk membentuk kebiasaan baru. Sebaiknya setiap orang mendengarkan suara Roh Kudus dan melihat tujuan puasanya untuk menentukan lama berpuasanya, apakah 3 hari, 1 bulan, atau 40 hari.
Musa berpuasa 40 hari, Ezra berpuasa, Hana berpuasa, Tuhan Yesus memulai pelayanannya dengan berpuasa empat puluh hari lamanya. Tidakkah Anda dan saya perlu melakukannya?
1Tim. 4:8    Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar