Feber Sinta adalah nama yang diberikan oleh kedua orang tuaku kepadaku. aku adalah orang Batak Karo, yang berasal dari Sumatera Utara. Bapakku menurunkan marga Barus, sehingga aku menyandang "beru barus", dan mamakku menurunkan "bebere Tarigan" kepadaku.
Batak Karo memang bukan merupakan suku yang dikenal di bangsa ini. Berbeda dengan Batak Toba yang jauh lebih dikenal dibandingkan sukuku. Karena sama-sama "batak", maka budaya kedua suku ini pun memiliki beberapa kemiripan.
Aku terlahir di sebuah keluarga yang sangat sederhana di sebuah desa yang cukup terpencil di kabupaten Deliserdang, desa Suka Dame nama kampungku. kampung memang, jauh dari hiruk pikuk perkotaan, dekat dengan suasana pedesaan. namun hal ini bukan merupakan alasan bagiku untuk malu atau rendah diri. banyak yang mengatakan bahwa menjadi anak kampung merupakan sebuah 'aib'. terserahlah mereka mau bilang apa, yang penting aku bahagia dengan kehidupan dan kampungku.
Bapak dan Mamakku selalu mengajariku tentang budaya dan bahasa karo. mugkin hal inilah yang membuatku begitu mencintai budaya karo. "adi kita kalak karo, ercakap ras erbahanlah bagi kalak karo" (jika kita orang karo, berbicara dan berbuatlah seperti orang karo) ini yang sering diingatkan mamakku kepadaku.
aku adalah anak bontot dari 4 bersaudara. memiliki 2 orang abang dan 1 orang kakak. ketiga saudaraku ini telah memiliki keluarganya masing-masing. mereka juga yang terus menyemangati dan mengajariku tentang budaya karo ini. kadang aku bingung kenapa harus begitu mencintai suku karo. sebenarnya apa sih kelebihan suku karo dibandingkan suku lain? suku karo tidak terkenal. tidak ada hal yang bisa membuat orang lain bangga dengan sukuku ini. tapi dibalik itu semua, sekarang aku sadar bahwa kecintaan terhadap karo bukan tentang hal apa yang bisa dibanggakan dari karo ataupun seberapa terkenal suku karo. melainkan tentang hati. aku lahir dan dibesarkan dengan cara karo. tanpa cara mendidik ala 'karo' mungkin sekarang aku entah jadi apa. itulah alasan utamaku mencintai karo :)
SinthaBaroes
Selasa, 22 September 2015
Minggu, 28 September 2014
USULAN
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
“KANDUNGAN VITAMIN DALAM ZAT ADITIF PADA MAKANAN”
BIDANG KEGIATAN:
PKM – ARTIKEL
ILMIAH
Diusulkan Oleh:
Nama : Febersinta
Nim : 4131131021
Angkatan : 2013
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
PENGESAHAN PKM – ARTIKEL ILMIAH
1.
Judul
Kegiatan : Kandungan
Vitamin Dalam Zat Aditif pada Makanan
2.
Bidang
Kegiatan : PKM – AI
3.
Pelaksana
Kegiatan
a.
Nama
Lengkap : Febersinta
b.
NIM : 4131131021
c.
Jurusan : Kimia
d.
Universitas
: Universitas Negeri
Medan
e.
Alamat
dan No. Telp : Jl. Panglima No. 26 ;
085763213896
f.
Alamat
Email : f.tharoes@gmail.com
4.
Dosen
pendamping
a.
Nama
Lengkap :
b.
NIDN :
c.
Alamat
dan No Telp :
5.
Biaya
Kegiatan Total
a.
Dikti :
6.
Jangka
Waktu Pelaksanaan : ± 5 Minggu
Medan, 24 September 2014
Menyetujui
Ketua Jurusan Kimia Pelaksana
Kegiatan
( Dtrs. Jamalum
Purba, M.Si) (
Febersinta )
NIP. 196412071991031002 NIM:
4131131021
Pembantu Rektor III Dosen
Pendamping
(______________________) (
Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si)
NIP NIP.
196006181987031002
KANDUNGAN VITAMIN DALAM ZAT ADITIF PADA MAKANAN
Febersinta
Jurusan Kimia,
Fakultas Matematika dam Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan, Medan
Abstrak
Zat Aditif merupakan zat yang
ditambahkan pad makan dengan tujuan memperoleh hasil yang optimal. Telah dilakukan
penelitian tentang keberadaan kandungan zat aditif, khususnya vitamin yang
terdapat dalam makanan ataupun minuman yang beredar di pasaran. Penelitian ini
bertujuan mengetahui keberadaan zat aditif dalam sampel.penelitian dilakukak
dengan cara turun ke lapangan (pasar) untuk memperoleh sampel. Dalam hal ini
peneliti memperoleh sampel susu kental manis. Dan kandungan zat aditif,
khususnya vitamin yang terdapat di dalamnya dapat diamati melalui komposisi
yang tertera di belakang kemasan.
Kata
kunci : zat aditif, vitamin, susu kental manis.
PENDAHULUAN
Kebutuhan utama setiap makhluk di bumi
adalah makan. Bergitu juga dengan manusia, yang selalu membutuhkan makanan.
Namun tidak semua makanan tetap memiliki kualitas yang baik saat ingin dimakan
setelah mengalami penyimpanan. Oleh karena itu, tidak sedikit orang-orang yang
menambahkan zat aditif ke dalam makanan yang akan dikonsumsi agar memperoleh hasil
yang tetap memuaskan untuk dikonsumsi.
Zat aditif adalah berbagai macam zat-zat yang
ditambahkan pada makanan selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan
untuk maksud tertentu. Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan
pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk
mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses
pengolahan.
Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari
bahan alami tumbuh-tumbuhan
yang selanjutnya disebut zat aditif alami.
Pada umumnya zat aditif alami ini tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan bagi kesehatan manusia, karena terbuat dari bahan-bahan alami. Adapun zat aditif
alami diantaranya adalah bunga cengkeh, pala, merica, dan cabai.
Akan tetapi, pertambahan jumlah penduduk bumi yang makin lama makin bertambah menuntut
jumlah makanan yang lebih besar sehingga zat aditif alami tidak dapat mencukupi kebutuhan manusia itu lagi. Oleh karena
itu, industri makanan memproduksi berbagai
jenis makanan yang memakai/mengandung zat aditif buatan (sintesis). Bahan baku
pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang tidak alami kemudian direaksikan, sehingga terciptalah berbagai macam zat
aditif. Beberapa
jenis zat aditif yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
1. Penguat rasa
Monosodium
Glutamat (MSG) sering digunakan sebagai penguat rasa makanan buatan dan juga
untuk melezatkan makanan. Adapun penguat rasa alami diantaranya adalah bunga
cengkeh, pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar. Contoh penguat rasa
buatan adalah monosodium glutamat/vetsin, asam cuka, benzaldehida, amil asetat.
2. Pemanis
Zat pemanis buatan
biasanya digunakan untuk membantu mempertajam rasa manis.Beberapa jenis pemanis
buatan yang digunakan adalah sakarin, siklamat, dulsin, dan aspartam. Pemanis buatan
ini juga dapat menurunkan resiko diabetes, namun siklamat merupakan zat yang
bersifat karsinogen.
3.
Pengawet
Bahan pengawet
adalah zat kimia yang dapat menghambat kerusakan pada makanan, karena serangan
bakteri, ragi, cendawan. Reaksi-reaksi kimia yang sering harus dikendalikan
adalah reaksi oksidasi, pencoklatan (browning) dan reaksi enzimatis
lainnya. Pengawetan makanan sangat menguntungkan produsen karena dapat
menyimpan kelebihan bahan makanan yang ada dan dapat digunakan kembali saat
musim paceklik tiba. Contoh bahan pengawet adalah natrium benzoat, natrium
nitrat, asam sitrat, dan asam sorbat.
4.
Pewarna
Warna dapat
memperbaiki dan memberikan daya tarik pada makanan. Penggunaan pewarna dalam
bahan makanan dimulai pada akhir tahun 1800, yaitu pewarna tambahan berasal
dari alam seperti kunyit, daun pandan, angkak, daun suji, coklat, wortel, dan
karamel. Zat warna sintetik ditemukan oleh William Henry Perkins tahun 1856,
zat pewarna ini lebih stabil dan tersedia dari berbagai warna. Zat warna sintetis
mulai digunakan sejak tahun 1956 dan saat ini ada kurang lebih 90% zat warna
buatan digunakan untuk industri makanan. Salah satu contohnya adalah tartrazin,
yaitu pewarna makanan buatan yang mempunyai banyak macam pilihan warna,
diantaranya Tartrazin CI 19140. Selain tartrazin ada pula pewarna buatan, seperti sunsetyellow FCF (jingga),
karmoisin (Merah), brilliant blue FCF(biru).
5.
Pengental
Pengental yaitu
bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan, memekatkan atau mengentalkan
makanan yang dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan tertentu.
Contoh pengental adalah pati, gelatin, dan gum (agar, alginat, karagenan).
6. Pengemulsi
Pengemulsi (emulsifier) adalah zat yang dapat
mempertahankan dispersi lemak dalam air dan sebaliknya. Pada mayones bila tidak
ada pengemulsi, maka lemak akan terpisah dari airnya. Contoh pengemulsi yaitu
lesitin pada kuning telur, gom arab dan gliserin.
7.
Pemutih dan pematang tepung
Zat aditif ini
dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga dapat
memperbaiki mutu pemanggangan. Contoh: Asam askorbat, aseton peroksida, dan
kalium bromat
8. Pengatur keasaman
Zat aditif ini
dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan.
Contoh: asam asetat, aluminium amonium sulfat, amonium bikarbonat, asam
klorida, asam laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan natrium bikarbonat
9.
Anti kempal
Zat aditif ini
dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk. Contoh: aluminium
silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja)
10. Pengeras
Zat aditif ini
dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan. Contoh: aluminium amonium
sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium glukonat (pada buah kalangan)
11. Sekuestran
Adalah bahan yang
mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Contoh: asam fosfat (pada lemak dan
minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan
dinatrium EDTA
12. Penambah gizi
(vitamin)
Ditambahkan pada makanan dengan tujuan agar
meningkatkan nilai gizi dari bahan makanan.hal ini dapat terjadi karena pada
proses pengolahan mineral dan vitamin yang ada pada makanan tersebut terurai
karena pemanasan, pencucian dsb. Zat aditif yang biasanya ditambahkan pada:
a. Vitamin A, B, D pada susu
b. Vitamin C pada sari buah
c. Mineral tertentu
pada jenis minuman dan makanan kaleng
d. Yodium pada
garam
TUJUAN
Adapun tujuan dari artikel ini adalah untuk
mengetahui kandungan-kandungan zat aditif yang berfokus pada vitamin yang
terdapat pada produk makanan dan minuman yang beredar di pasaran, khususnya
susu kental manis
METODE PENELITIAN
Alat
Alat-alat
yang digunakan dalam penelitian sederhana ini dapat dikatakan sangat sederhana
dan bukan merupakan alat-alat yang wajib ataupun sering digunakan di dalam
melakukan suatu penelitian. Penelitian
sederhana ini hanya memerlukan alat tulis, yaitu untuk mencatat komposisi suatu
produk makanan ataupun minuman yang beredar di pasaran. Pada penelitian
sederhana kali ini, peneliti berfokus kepada kandungan zat aditif yang terdapat
di dalam makanan ataupun minuman yang diteliti, khususnya di bagian vitamin.
Bahan
Bahan-bahan
yang menjadi objek penelitian sederhana ini adalah berupa beberapa bungkus
makanan ataupun minuman yang beredar di pasaran.
Tahapan Penelitian
Proses pelaksanaan penelitian sederhana ini dimulai dari
praktikan yang turun ke lapangan (pasar/warung) yang menyediakan/menjual
berbagai produk makanan dan minuman yang mengandung berbagai macam zat aditif.
Peneliti kemudian mencoba mendapatkan beberapa produk
makanan ataupun minuman tersebut dengan cara membelinya. Kali ini peneliti
mendapatkan sebuah produk susu kental manis yang memiliki komposisi: sukrosa,
air, minyak nabati, bubuk whey, bubuk cokelat, susu bubuk, skim, butter milk
bubuk, penstabil nabati, mineral (kalsium karbonat, magnesium karbonat, kolin
klorida, mangan sulfat), perisa artifisial coklat, vitamin ( C, E, A
(mengandung antioksidan tokoferol), B1, D3 ( mengandung antioksidan
tokoferol)), perisa identik alami cokelat, campuran laktosa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari prosedur penelitian yang telah dipercobakan dengan
menggunakan alat-alat dan bahan-bahan yang telah disebutkan diatas, maka
penelitian ini memperoleh hasil/ data dari sebuah produk susu kental manis.
Peneliti mengamati kandungan-kandungan yang ada pada salah satu produk susu
kental manis tersebut dengan memperhatikan komposisi yang berdapat di bagian
belakang kemasan produk tersebut. Setelah memperhatikan komposisi produk ini,
peneliti menemukan bahwa produk susu kental manis ini mengandung beberapa jenis
zat aditif, seperti: perisa cokelat, sukrosa, laktosa, berbagai jenis mineral
dan beberapa macam vitamin.
Vitamin ditambahkan
pada makanan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai gizi dari bahan makanan.
Hal ini dapat terjadi karena pada proses pengolahan mineral dan vitamin yang
ada pada makanan tersebut terurai karena pemanasan, pencucian dsb. Vitamin yang terkandung dalam produk susu kental manis ini
merupakan salah satu jenis dari zat aditif. Seperti yang kita ketahui bahwa
vitamin memiliki fungsi penting bagi tubuh. Seperti vitamin C yang berfungsi meningkatkan sistem kekebalan
tubuh dan menangkal radikal bebas; vitamin E sebagai antioksidan alami dan
menjaga kesehatan kulit; vitamin A berperan dalam menjaga kesehatan mata;
vitamin B1 berperan untuk menjaga kesehatan dan fungsu jantung bagi tubuh;
vitamin D3 berfungsi dalam menjaga kulit dang mencegah bekas luka.
Begitu banyak manfaat dari vitamin bagi tubuh manusia.
Namun, karena vitamin-vitami ini tidah berasal dari bahan alami, pastilah
vitamin-vitamin ini tidak memberikan hasil yang optimal, atau bahkan memberikan
dampak buruk bagi tubuh. Seperti misalnya vitamin A dan D3 yang mengandung
antioksidan. Penggunaan zat aditif yang mengandung antioksidan ini dapat
menyebabkan kelainan kromosom pada orang yang alergi terhadap aspirin. Selain
itu, penggunaan zat ini secara berlebihan juga dapat memicu terjadinya kanker.
Dan pada dasarnya, konsumsi zat aditif sintetis secara berlebihan dan
terus-menerus dapat menyebabkan efek buruk bagi kesehatan. Karena zat aditif
sintetis terbuat dari bahan-bahan kimia. Dan seperti yang kita ketahui, bahwa
semua bahan-bahan kimia berbahaya bagi tubuh.
KESIMPULAN
Hampir semua produk makanan dan minuman yang beredar di
pasaran memiliki kandungan zat aditif. Penambahan zat aditif pada makanan
ataupun minuman dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang maksimal
dari produk tersebut. Ada begitu banyak jenis zat aditif, salah satunya adalah
vitamin. Vitamin memegang fungsi yang penting bagi tubuh manusia. Namun jika
vitamin yang dikonsumsi adalah vitamin sintetis, maka akan mengurangi fungsinya
atau bahkan mengakibatkan efek berbahaya bagi tubuh. Pada dasarnya penambahan
zat aditif di dalam produk makanan atau pun minuman akan menyebabkan efek buruk
bago orang-orang yang mengkonsumsinya, karena zat-zat aditif ini bersifat
sintetis dan terbuat dari bahan-bahan kimia.
DAFTAR PUSTAKA
Putri, Oktaviani
Pratama. 2014. “Zat Aditif pada Makanan”.
http://oktavianipratama.wordpress.com/science/chemistry/zat-aditif-makanan.html (diakses tanggal 20 September 2014)
Dahlanforum. 2007. “Zat
Aditif”. http://dahlanforum.wordpress.com/2007/07/27/zat-aditif (diakses tanggal 20 September 2014)
Anonim. 2013. “Zat Aditif”. http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/02/zat-aditif.html
(diakses tanggal 20 September 2014)
Septiani, Dina. 2011. “Zat Aditif Pada Makanan”. http://kimialingkunganina.blogspot.com/2011/04/zat-aditif-pada-makanan.html (diakses tanggal 23 September 2014)
Hinano, Chao. 2008. “Zat Aditif”. http://hinano-chao.blogspot.com/2008/04/karya-ilmiah-zat-aditif-chao.html (diakses tanggal 23 September 2014)
Jumat, 19 September 2014
TEKNIK ANALISIS KUALITATIF
A.
Analisis Kimia
Analisis data
merupakan salah satu proses penelitian yang dilakukan setelah semua data yang
diperlukan untuk memecahkan permasalahan yang diteliti sudah diperoleh secara
lengkap. Ketajaman dan ketepatan dalam penggunaan alat analisis sangat
menentukan keakuratan pengambilan kesimpulan, oleh sebab itu kegiatan analisis
data dapat dikatakan sebagai kegiatan yang tidak boleh diabaikan begitu saja
dalam proses penelitian. Kesalahan dalam menentukan alat analisis dapat
berakibat fatal terhadap kesimpulan yang dihasilkan dan hal ini akan berdampak
lebih buruk lagi terhadap penggunaan dan penerapan hasil penelitian tersebut.
Dengan demikian, pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai teknik analisis
mutlak diperlukan bagi seorang peneliti agar hasil penelitiannya mampu
memberikan kontribusi yang berarti bagi pemecahan masalah sekaligus hasil
tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Analisis dapat
kita artikan sebagai suatu proses pengkajian guna mendapatkan data ataupun
kesimpulan mengenai suatu pekerjaan ataupun mengenai hal tertentu, namun pada
kali ini pengertiannya akan dipersempit, bahwa analisis merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk memeriksa kandungan suatu zat
yang terdapat di dalam suatu sampel. Sedangkan kimia adalah salah satu cabang
ilmu yang mempelajari tentang komposisi, struktur dan sifat zat atau materi
yang berhubungan dengan dengan interaksinya mulai dari skala atom hingga
molekul. Dari pemaparan tersebut, dapat kita artikan bahwa analisis kimia
adalah suatu pekerjaan yang dilakukan untuk memeriksa atau mengetahui atau
bahkan menentukan kandungan dari suatu sampel dengan tujuan tertentu. Rangkaian
pekerjaan ini dapat berupa penentuan kadar dari suatu komponen, komposisi,
struktur, sifat kimia, fungsi senyawa dan masi banyak lagi yang akan ditemui di
dunia keanalisaan.
B.
Jenis-jenis
Analisis Kimia
Secara garis
besarnya, teknik analisis kimia untuk data dapat dibagi ke dalam dua bagian,
yakni:
1.
Analisis kuantitatif. Analisis
kuantitatif adalah suatu rangkaian pekerjaan yang bertujuan untuk mengetahui
jumlah suatu unsur atau senyawa yang terdapat di dalam suatu sampel.
2.
Analisis
kualitatif.
analisis kualitatif adalah suatu pekerjaan analisis yang bertujuan untuk
mengetahui keberadaan atau bisa juga untuk mengidentifikasi suatu ion, unsur
atau bahkan senyawa kimia lain baik organik maupun anorganik di dalam suatu
sampel yang kita analisa.
Yang membedakan
kedua teknik tersebut terletak pada jenis datanya. Untuk data yang bersifat
kualitatif (tidak dapat diangkakan) maka analisis yang digunakan adalah
analisis kualitatif, sedangkan terhadap data yang dapat dikuantifikasikan dapat
dianalisis secara kuantitatif, bahkan dapat pula dianalisis secara kualitatif.
D. Analisis
Kualitatif
Analisis kualitatif merupakan suatu
proses dalam mengidentifikasi keberadaan suatu zat kimia dalam suatu larutan
ataupun sampel yang tidak diketahui. Analisis kualitatif terkadang disebut juga
sebagai analisis jenis, yaitu suatu cara yang dilakukan untuk macam, jenis zat
atau komponen-komponen bahan yang dianalisa. Dalam melakukan analisa kualitatif
yang digunakan adalah sifat-sifat zat atau bahan, baik sifat fisis maupun sifat
kimia. Analisis kualitatif ini bertujuan untuk memisahkan dan mengidentifikasi
sejumlah unsur atau senyawa. Analisis kualitatif ini merupakan salah satu cara
yang paling efektif untuk mempelajari kimia serta unsur-unsur dan ion-ionnya
dalam larutan.
Jenis analisis ada tiga, yaitu:
1.
analisis mikro
2.
analisis
semi mikro
3.
analisis
makro
Analisis kualitatif ini juga menggunakan
dua macam uji, yaitu:
1.
Yaitu
reaksi kering (digunakan pada zat padat)
2.
reaksi
basah (digunakan untuk zat dalam larutan)
C.
Ciri-ciri
Analisis Kualitatif
Analisis
kualitatif atau disebut juga dengan analisis naturalistik dapat kita artikan
sebagai suatu analisis yang tidak mengadakan perhitungan dalam pelaksanaan
penelitiannya, melainkan menggunakan data yang berupa keterangan atau teori saja. Analisis kualitatif ini
termasuk jenis penelitian/analisis yang
menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dihasilkan jika dilakukan
dengan analisis kuantitatif atau dengan prosedur-prosedur statistik. analisis ini bersifat natural atau wajar sebagaimana
adanya, tanpa ada dimanupulasi. analisis ini pada umumnya diatur atau dilakukan
melalui eksperimen (percobaan) atau bahkan tes. Analisis kualitatif secara umum
dapat kita gunakan untuk penelitian tentang kehidupan, masyarakat, sifat-sifat
suatu zat, dan lain sebagainya. Pada analisis/penelitian kualitatif ini,
peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas
yang kemudian berakhir dengan menghasilkan suatu teori tentang penelitiannya.
Analisis kualitatif berbeda dengan
penelitian/analisis lain. Ada beberapa ciri dari analisis kualitatif,
diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Data
yang akan digunakan untuk keperluan analisis dikumpulkan dalam kondisi yang
asli atau alamiah (natural setting).
b.
Peneliti
sebagai alat utama pengumpul data, yaitu dengan menggunakan metode pengumpulan
data berdasarkan pengamatan.
c.
Pengumpulan
data secara deskriptif, yang berupa teori bukan dalam bentuk angka yang
kemudian ditulis dalam bentuk laporan.
d.
Lebih
mementingkan proses jalannya suatu penelitian dari pada hasil penelitian
tersebut.
e.
Dalam
analisis kualitatif, pada umumnya digunakan metode triangulasi yang dilakukan
secara ekstensif
f.
Biasanya
analisis kualitatif hanya mementingkan
rincian kontekstual
g.
Subjek
yang diteliti memiliki kedudukan yang sama dengan peneliti
h.
Pengambilan
sampel yang sedikit dan sesuai dengan
tujuan
i.
Mengadakan
analisis sejak awal penelitian
j.
Menuntut
si peneliti untuk melakukan sendiri kegiatan penelitian langsung di lapangan.
D. Teknik
Analisis Kualitatif
Adapun teknik-teknik
dasar yang dilakukan dalam melakukan analisis kualitatif ini, antara lain:
a. Observasi
Observasi adalah suatu pengamatan yang
bertujuan untuk menyajikan gambaran realistik dari suatu penelitian. Observasi
dalam penelitian kualitatif dapat dibagi menjadi tiga, yaitu observasi
partisipasi, observasi tidak terstruktur dan observasi kelompok tidak
terstruktur.
b. Dokumen
Sejumlah fakta dan data tersimpan di
dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang ada adalah
berupa naskah, teori, catatan, laporan, gambar dan sebagainya. Data ini
memiliki sifat yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu, sehingga memberikan
peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu
silam
c. Focus Group Discussion (FGD)
FGD merupakan teknik pengumpulan data
yang umumnya dilakukan oleh para peneliti kualitatif dengan tujuan untuk
menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini
dilakukan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kelompok berdasarkan hasil
diskusi yang berpusat pada suatu permasalahan tertentu. Teknik ini juga dapat
dilakukan untuk menghindari kesalahan pemaknaan dari seorang peneliti terhadap
suatu penelitian tertentu.
D.
Contoh
Penelitian Menggunakan Analisis Kualitatif
“Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Formaldehid
pada Ikan Asin di Madura.”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan
formalin/formaldehid yang terdapat pada sampel. Pada penelitian ini sampel yang
digunakan adalah ikan asin yang diperoleh dari beberapa pasar tradisional di
Madura.
Penelitian ini
dilakukan pada bulan Juni 2010 di Laboratorium Teknologi Industri
Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Trunojoyo. Identifikasi keberadaan formalin/formaldehid pada ikan
asin dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Serta bahan yang digunakan
adalah ikan asin yang diperoleh dari beberapa pasar tradisional di Madura dan
asam kromatofat. Sedangkan alat-alat yang dipakai pada penelitian ini adalah
beaker glass, pengaduk, kompor, tabung reaksi, erlenmeyer serta
spektrofotometer.
Pengujian sampel
secara kualitatif dilakukan dengan cara menimbang bahan sampel sebanyak 5 gram,
kemudian memasukkan aquades ke dalam beaker glass sebanyak 50 ml, lalu dididihkan,
dan setelah itu memasukkan bahan yang akan diuji ke dalam erlenmeyer, lalu
direndam dengan aquades yang mendidih kemudian memasukkan asam kromatofat ke
dalam erlenmeyer yang berisi bahan sampel dan aquades yang mendidih, lalu
diaduk. Sampel yang mengandung formalin akan ditandai dengan berubahnya warna
air dari bening menjadi merah muda hingga ungu. Semakin ungu warna yang
dihasilkan berarti kadar formalin dalam sampel semakin besar.
Melalui analisis
kualitatif yang dilakukan terhadap sampel yang dilakukan di laboratorium
Teknologi Industri Pertanian terhadap sejumlah sampel ikan asin, diperoleh
hasil penelitian bahwa semua sampel (ikan asin dari beberapa pasar tradisional
di Madura) ternyata positif mengandung formalin dengan kadar yang beragam. Hal
ini diketahui karena pada saat melakukan penelitian, air yang berada di dalam
erlenmeyer yang juga berisi sampel berubah warna dari bening (tidak berwarna)
menjadi ungu. Namun pada masing-masing sampel terbentuk kepekatan warna yang
beragam. Hal ini berarti kadar formalin yang terdapat pada tiap-tiap sampel
juga beragam (tidak sama).
Langganan:
Postingan (Atom)