Selasa, 22 September 2015

AKU KALAK KARO

Feber Sinta adalah nama yang diberikan oleh kedua orang tuaku kepadaku. aku adalah orang Batak Karo, yang berasal dari Sumatera Utara. Bapakku menurunkan marga Barus, sehingga aku menyandang "beru barus", dan mamakku menurunkan "bebere Tarigan" kepadaku.
Batak Karo memang bukan merupakan suku yang dikenal di bangsa ini. Berbeda dengan Batak Toba yang jauh lebih dikenal dibandingkan sukuku. Karena sama-sama "batak", maka budaya kedua suku ini pun memiliki beberapa kemiripan.
Aku terlahir di sebuah keluarga yang sangat sederhana di sebuah desa yang cukup terpencil di kabupaten Deliserdang, desa Suka Dame nama kampungku. kampung memang, jauh dari hiruk pikuk perkotaan, dekat dengan suasana pedesaan. namun hal ini bukan merupakan alasan bagiku untuk malu atau rendah diri. banyak yang mengatakan bahwa menjadi anak kampung merupakan sebuah 'aib'. terserahlah mereka mau bilang apa, yang penting aku bahagia dengan kehidupan dan kampungku.
Bapak dan Mamakku selalu mengajariku tentang budaya dan bahasa karo. mugkin hal inilah yang membuatku begitu mencintai budaya karo. "adi kita kalak karo, ercakap ras erbahanlah bagi kalak karo" (jika kita orang karo, berbicara dan berbuatlah seperti orang karo) ini yang sering diingatkan mamakku kepadaku.
aku adalah anak bontot dari 4 bersaudara. memiliki 2 orang abang dan 1 orang kakak. ketiga saudaraku ini telah memiliki keluarganya masing-masing. mereka juga yang terus menyemangati dan mengajariku tentang budaya karo ini. kadang aku bingung kenapa harus begitu mencintai suku karo. sebenarnya apa sih kelebihan suku karo dibandingkan suku lain? suku karo tidak terkenal. tidak ada hal yang bisa membuat orang lain bangga dengan sukuku ini. tapi dibalik itu semua, sekarang aku sadar bahwa kecintaan terhadap karo bukan tentang hal apa yang bisa dibanggakan dari karo ataupun seberapa terkenal suku karo. melainkan tentang hati. aku lahir dan dibesarkan dengan cara karo. tanpa cara mendidik ala 'karo' mungkin sekarang aku entah jadi apa. itulah alasan utamaku mencintai karo :)

Minggu, 28 September 2014




USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
“KANDUNGAN VITAMIN DALAM ZAT ADITIF PADA MAKANAN”

BIDANG KEGIATAN:
PKM – ARTIKEL  ILMIAH

Diusulkan Oleh:
Nama                    : Febersinta
Nim                      : 4131131021
Angkatan              : 2013



UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
PENGESAHAN PKM – ARTIKEL ILMIAH
1.      Judul Kegiatan                       : Kandungan Vitamin Dalam Zat Aditif pada Makanan
2.      Bidang Kegiatan                    : PKM – AI
3.      Pelaksana Kegiatan
a.         Nama Lengkap                : Febersinta
b.         NIM                                : 4131131021
c.         Jurusan                            : Kimia
d.        Universitas                      : Universitas Negeri Medan
e.         Alamat dan No. Telp      : Jl. Panglima No. 26 ; 085763213896
f.          Alamat Email                  : f.tharoes@gmail.com
4.      Dosen pendamping
a.       Nama Lengkap                 :
b.      NIDN                               :
c.       Alamat dan No Telp        :
5.      Biaya Kegiatan Total
a.       Dikti                                 :
6.      Jangka Waktu Pelaksanaan    : ± 5 Minggu

Medan, 24 September 2014
Menyetujui
Ketua Jurusan Kimia                                                   Pelaksana Kegiatan


(­­­­­­­­­­­­ Dtrs. Jamalum Purba, M.Si)                                      ( Febersinta )
NIP. 196412071991031002                                       NIM: 4131131021

Pembantu Rektor III                                                   Dosen Pendamping

(___________________­­­­­­___)                                      (­­­­­­­­­­­­­­­­­ Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si)
NIP                                                                             NIP. 196006181987031002



KANDUNGAN VITAMIN DALAM ZAT ADITIF PADA MAKANAN
Febersinta
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dam Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan, Medan

Abstrak
Zat Aditif merupakan zat yang ditambahkan pad makan dengan tujuan memperoleh hasil yang optimal. Telah dilakukan penelitian tentang keberadaan kandungan zat aditif, khususnya vitamin yang terdapat dalam makanan ataupun minuman yang beredar di pasaran. Penelitian ini bertujuan mengetahui keberadaan zat aditif dalam sampel.penelitian dilakukak dengan cara turun ke lapangan (pasar) untuk memperoleh sampel. Dalam hal ini peneliti memperoleh sampel susu kental manis. Dan kandungan zat aditif, khususnya vitamin yang terdapat di dalamnya dapat diamati melalui komposisi yang tertera di belakang kemasan.


Kata kunci : zat aditif, vitamin, susu kental manis.



PENDAHULUAN
Kebutuhan utama setiap makhluk di bumi adalah makan. Bergitu juga dengan manusia, yang selalu membutuhkan makanan. Namun tidak semua makanan tetap memiliki kualitas yang baik saat ingin dimakan setelah mengalami penyimpanan. Oleh karena itu, tidak sedikit orang-orang yang menambahkan zat aditif ke dalam makanan yang akan dikonsumsi agar memperoleh hasil yang tetap memuaskan untuk dikonsumsi.
Zat aditif adalah berbagai macam zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu. Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan.
Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan alami tumbuh-tumbuhan yang selanjutnya disebut zat aditif alami. Pada umumnya zat aditif alami ini tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan bagi kesehatan manusia, karena terbuat dari bahan-bahan alami. Adapun zat aditif alami diantaranya adalah bunga cengkeh, pala, merica, dan cabai.
       Akan tetapi, pertambahan  jumlah penduduk bumi yang makin lama makin bertambah menuntut jumlah makanan yang lebih besar sehingga zat aditif alami tidak dapat mencukupi kebutuhan manusia itu lagi. Oleh karena itu, industri makanan memproduksi berbagai jenis makanan yang memakai/mengandung  zat aditif buatan (sintesis). Bahan baku pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang tidak alami kemudian direaksikan, sehingga terciptalah berbagai macam zat aditif. Beberapa jenis zat aditif yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
1.    Penguat rasa
Monosodium Glutamat (MSG) sering digunakan sebagai penguat rasa makanan buatan dan juga untuk melezatkan makanan. Adapun penguat rasa alami diantaranya adalah bunga cengkeh, pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar. Contoh penguat rasa buatan adalah monosodium glutamat/vetsin, asam cuka, benzaldehida, amil asetat.
2. Pemanis
Zat pemanis buatan biasanya digunakan untuk membantu mempertajam rasa manis.Beberapa jenis pemanis buatan yang digunakan adalah sakarin, siklamat, dulsin, dan aspartam. Pemanis buatan ini juga dapat menurunkan resiko diabetes, namun siklamat merupakan zat yang bersifat karsinogen.
3.        Pengawet
Bahan pengawet adalah zat kimia yang dapat menghambat kerusakan pada makanan, karena serangan bakteri, ragi, cendawan. Reaksi-reaksi kimia yang sering harus dikendalikan adalah reaksi oksidasi, pencoklatan (browning) dan reaksi enzimatis lainnya. Pengawetan makanan sangat menguntungkan produsen karena dapat menyimpan kelebihan bahan makanan yang ada dan dapat digunakan kembali saat musim paceklik tiba. Contoh bahan pengawet adalah natrium benzoat, natrium nitrat, asam sitrat, dan asam sorbat.

4.        Pewarna
Warna dapat memperbaiki dan memberikan daya tarik pada makanan. Penggunaan pewarna dalam bahan makanan dimulai pada akhir tahun 1800, yaitu pewarna tambahan berasal dari alam seperti kunyit, daun pandan, angkak, daun suji, coklat, wortel, dan karamel. Zat warna sintetik ditemukan oleh William Henry Perkins tahun 1856, zat pewarna ini lebih stabil dan tersedia dari berbagai warna. Zat warna sintetis mulai digunakan sejak tahun 1956 dan saat ini ada kurang lebih 90% zat warna buatan digunakan untuk industri makanan. Salah satu contohnya adalah tartrazin, yaitu pewarna makanan buatan yang mempunyai banyak macam pilihan warna, diantaranya Tartrazin CI 19140. Selain tartrazin ada pula pewarna buatan, seperti sunsetyellow FCF (jingga), karmoisin (Merah), brilliant blue FCF(biru).

5.        Pengental
Pengental yaitu bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan, memekatkan atau mengentalkan makanan yang dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan tertentu. Contoh pengental adalah pati, gelatin, dan gum (agar, alginat, karagenan).
6.    Pengemulsi
Pengemulsi (emulsifier) adalah zat yang dapat mempertahankan dispersi lemak dalam air dan sebaliknya. Pada mayones bila tidak ada pengemulsi, maka lemak akan terpisah dari airnya. Contoh pengemulsi yaitu lesitin pada kuning telur, gom arab dan gliserin.

7.        Pemutih dan pematang tepung
Zat aditif ini dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan. Contoh: Asam askorbat, aseton peroksida, dan kalium bromat

8.       Pengatur keasaman
            Zat aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Contoh: asam asetat, aluminium amonium sulfat, amonium bikarbonat, asam klorida, asam laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan natrium bikarbonat

9.         Anti kempal
     Zat aditif ini dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk. Contoh: aluminium silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja)

10.    Pengeras
Zat aditif ini dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan. Contoh: aluminium amonium sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium glukonat (pada buah kalangan)

11.     Sekuestran
Adalah bahan yang mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Contoh: asam fosfat (pada lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA

12.    Penambah gizi (vitamin)
Ditambahkan pada makanan dengan tujuan agar meningkatkan nilai gizi dari bahan makanan.hal ini dapat terjadi karena pada proses pengolahan mineral dan vitamin yang ada pada makanan tersebut terurai karena pemanasan, pencucian dsb. Zat aditif yang biasanya ditambahkan pada:
a.    Vitamin A, B, D pada susu
b.  Vitamin C pada sari buah
c. Mineral tertentu pada jenis minuman dan makanan kaleng
d. Yodium pada garam


TUJUAN
Adapun tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahui kandungan-kandungan zat aditif yang berfokus pada vitamin yang terdapat pada produk makanan dan minuman yang beredar di pasaran, khususnya susu kental manis



METODE PENELITIAN
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian sederhana ini dapat dikatakan sangat sederhana dan bukan merupakan alat-alat yang wajib ataupun sering digunakan di dalam melakukan suatu  penelitian. Penelitian sederhana ini hanya memerlukan alat tulis, yaitu untuk mencatat komposisi suatu produk makanan ataupun minuman yang beredar di pasaran. Pada penelitian sederhana kali ini, peneliti berfokus kepada kandungan zat aditif yang terdapat di dalam makanan ataupun minuman yang diteliti, khususnya di bagian vitamin.

Bahan
Bahan-bahan yang menjadi objek penelitian sederhana ini adalah berupa beberapa bungkus makanan ataupun minuman yang beredar di pasaran.

Tahapan Penelitian
            Proses pelaksanaan penelitian sederhana ini dimulai dari praktikan yang turun ke lapangan (pasar/warung) yang menyediakan/menjual berbagai produk makanan dan minuman yang mengandung berbagai macam zat aditif.
            Peneliti kemudian mencoba mendapatkan beberapa produk makanan ataupun minuman tersebut dengan cara membelinya. Kali ini peneliti mendapatkan sebuah produk susu kental manis yang memiliki komposisi: sukrosa, air, minyak nabati, bubuk whey, bubuk cokelat, susu bubuk, skim, butter milk bubuk, penstabil nabati, mineral (kalsium karbonat, magnesium karbonat, kolin klorida, mangan sulfat), perisa artifisial coklat, vitamin ( C, E, A (mengandung antioksidan tokoferol), B1, D3 ( mengandung antioksidan tokoferol)), perisa identik alami cokelat, campuran laktosa.



HASIL DAN PEMBAHASAN
            Dari prosedur penelitian yang telah dipercobakan dengan menggunakan alat-alat dan bahan-bahan yang telah disebutkan diatas, maka penelitian ini memperoleh hasil/ data dari sebuah produk susu kental manis. Peneliti mengamati kandungan-kandungan yang ada pada salah satu produk susu kental manis tersebut dengan memperhatikan komposisi yang berdapat di bagian belakang kemasan produk tersebut. Setelah memperhatikan komposisi produk ini, peneliti menemukan bahwa produk susu kental manis ini mengandung beberapa jenis zat aditif, seperti: perisa cokelat, sukrosa, laktosa, berbagai jenis mineral dan beberapa macam vitamin.
            Vitamin ditambahkan pada makanan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai gizi dari bahan makanan. Hal ini dapat terjadi karena pada proses pengolahan mineral dan vitamin yang ada pada makanan tersebut terurai karena pemanasan, pencucian dsb. Vitamin yang terkandung dalam produk susu kental manis ini merupakan salah satu jenis dari zat aditif. Seperti yang kita ketahui bahwa vitamin memiliki fungsi penting bagi tubuh. Seperti vitamin C  yang berfungsi meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menangkal radikal bebas; vitamin E sebagai antioksidan alami dan menjaga kesehatan kulit; vitamin A berperan dalam menjaga kesehatan mata; vitamin B1 berperan untuk menjaga kesehatan dan fungsu jantung bagi tubuh; vitamin D3 berfungsi dalam menjaga kulit dang mencegah bekas luka.
            Begitu banyak manfaat dari vitamin bagi tubuh manusia. Namun, karena vitamin-vitami ini tidah berasal dari bahan alami, pastilah vitamin-vitamin ini tidak memberikan hasil yang optimal, atau bahkan memberikan dampak buruk bagi tubuh. Seperti misalnya vitamin A dan D3 yang mengandung antioksidan. Penggunaan zat aditif yang mengandung antioksidan ini dapat menyebabkan kelainan kromosom pada orang yang alergi terhadap aspirin. Selain itu, penggunaan zat ini secara berlebihan juga dapat memicu terjadinya kanker. Dan pada dasarnya, konsumsi zat aditif sintetis secara berlebihan dan terus-menerus dapat menyebabkan efek buruk bagi kesehatan. Karena zat aditif sintetis terbuat dari bahan-bahan kimia. Dan seperti yang kita ketahui, bahwa semua bahan-bahan kimia berbahaya bagi tubuh.



KESIMPULAN
            Hampir semua produk makanan dan minuman yang beredar di pasaran memiliki kandungan zat aditif. Penambahan zat aditif pada makanan ataupun minuman dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang maksimal dari produk tersebut. Ada begitu banyak jenis zat aditif, salah satunya adalah vitamin. Vitamin memegang fungsi yang penting bagi tubuh manusia. Namun jika vitamin yang dikonsumsi adalah vitamin sintetis, maka akan mengurangi fungsinya atau bahkan mengakibatkan efek berbahaya bagi tubuh. Pada dasarnya penambahan zat aditif di dalam produk makanan atau pun minuman akan menyebabkan efek buruk bago orang-orang yang mengkonsumsinya, karena zat-zat aditif ini bersifat sintetis dan terbuat dari bahan-bahan kimia.









DAFTAR PUSTAKA
Putri, Oktaviani Pratama. 2014. “Zat Aditif pada Makanan”. http://oktavianipratama.wordpress.com/science/chemistry/zat-aditif-makanan.html (diakses tanggal 20 September 2014)

Dahlanforum. 2007. “Zat Aditif”. http://dahlanforum.wordpress.com/2007/07/27/zat-aditif (diakses tanggal 20 September 2014)

Anonim. 2013. “Zat Aditif”. http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/02/zat-aditif.html (diakses tanggal 20 September 2014)

Septiani, Dina. 2011. “Zat Aditif Pada Makanan”. http://kimialingkunganina.blogspot.com/2011/04/zat-aditif-pada-makanan.html (diakses tanggal 23 September 2014)

 

Hinano, Chao. 2008. “Zat Aditif”. http://hinano-chao.blogspot.com/2008/04/karya-ilmiah-zat-aditif-chao.html (diakses tanggal 23 September  2014)








Jumat, 19 September 2014

TEKNIK ANALISIS KUALITATIF


 
A.               Analisis Kimia
Analisis data merupakan salah satu proses penelitian yang dilakukan setelah semua data yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan yang diteliti sudah diperoleh secara lengkap. Ketajaman dan ketepatan dalam penggunaan alat analisis sangat menentukan keakuratan pengambilan kesimpulan, oleh sebab itu kegiatan analisis data dapat dikatakan sebagai kegiatan yang tidak boleh diabaikan begitu saja dalam proses penelitian. Kesalahan dalam menentukan alat analisis dapat berakibat fatal terhadap kesimpulan yang dihasilkan dan hal ini akan berdampak lebih buruk lagi terhadap penggunaan dan penerapan hasil penelitian tersebut. Dengan demikian, pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai teknik analisis mutlak diperlukan bagi seorang peneliti agar hasil penelitiannya mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi pemecahan masalah sekaligus hasil tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.  
Analisis dapat kita artikan sebagai suatu proses pengkajian guna mendapatkan data ataupun kesimpulan mengenai suatu pekerjaan ataupun mengenai hal tertentu, namun pada kali ini pengertiannya akan dipersempit, bahwa analisis merupakan suatu kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk memeriksa kandungan suatu zat yang terdapat di dalam suatu sampel. Sedangkan kimia adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari tentang komposisi, struktur dan sifat zat atau materi yang berhubungan dengan dengan interaksinya mulai dari skala atom hingga molekul. Dari pemaparan tersebut, dapat kita artikan bahwa analisis kimia adalah suatu pekerjaan yang dilakukan untuk memeriksa atau mengetahui atau bahkan menentukan kandungan dari suatu sampel dengan tujuan tertentu. Rangkaian pekerjaan ini dapat berupa penentuan kadar dari suatu komponen, komposisi, struktur, sifat kimia, fungsi senyawa dan masi banyak lagi yang akan ditemui di dunia keanalisaan.


B.               Jenis-jenis Analisis Kimia
Secara garis besarnya, teknik analisis kimia untuk data dapat dibagi ke dalam dua bagian, yakni:
1.       Analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif adalah suatu rangkaian pekerjaan yang bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa yang terdapat di dalam suatu sampel.
2.      Analisis kualitatif. analisis kualitatif adalah suatu pekerjaan analisis yang bertujuan untuk mengetahui keberadaan atau bisa juga untuk mengidentifikasi suatu ion, unsur atau bahkan senyawa kimia lain baik organik maupun anorganik di dalam suatu sampel yang kita analisa.
Yang membedakan kedua teknik tersebut terletak pada jenis datanya. Untuk data yang bersifat kualitatif (tidak dapat diangkakan) maka analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif, sedangkan terhadap data yang dapat dikuantifikasikan dapat dianalisis secara kuantitatif, bahkan dapat pula dianalisis secara kualitatif.


D.      Analisis Kualitatif

            Analisis kualitatif merupakan suatu proses dalam mengidentifikasi keberadaan suatu zat kimia dalam suatu larutan ataupun sampel yang tidak diketahui. Analisis kualitatif terkadang disebut juga sebagai analisis jenis, yaitu suatu cara yang dilakukan untuk macam, jenis zat atau komponen-komponen bahan yang dianalisa. Dalam melakukan analisa kualitatif yang digunakan adalah sifat-sifat zat atau bahan, baik sifat fisis maupun sifat kimia. Analisis kualitatif ini bertujuan untuk memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur atau senyawa. Analisis kualitatif ini merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia serta unsur-unsur dan ion-ionnya dalam larutan.
            Jenis analisis ada tiga, yaitu:
1.       analisis mikro
2.      analisis semi mikro
3.      analisis makro
Analisis kualitatif ini juga menggunakan dua macam uji, yaitu:
1.      Yaitu reaksi kering (digunakan pada zat padat)
2.      reaksi basah (digunakan untuk zat dalam larutan)





C.              Ciri-ciri Analisis Kualitatif

                        Analisis kualitatif atau disebut juga dengan analisis naturalistik dapat kita artikan sebagai suatu analisis yang tidak mengadakan perhitungan dalam pelaksanaan penelitiannya, melainkan menggunakan data yang berupa keterangan  atau teori saja. Analisis kualitatif ini termasuk jenis penelitian/analisis  yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dihasilkan jika dilakukan dengan analisis kuantitatif atau dengan prosedur-prosedur statistik. analisis ini  bersifat natural atau wajar sebagaimana adanya, tanpa ada dimanupulasi. analisis ini pada umumnya diatur atau dilakukan melalui eksperimen (percobaan) atau bahkan tes. Analisis kualitatif secara umum dapat kita gunakan untuk penelitian tentang kehidupan, masyarakat, sifat-sifat suatu zat, dan lain sebagainya. Pada analisis/penelitian kualitatif ini, peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas yang kemudian berakhir dengan menghasilkan suatu teori tentang penelitiannya.
            Analisis kualitatif berbeda dengan penelitian/analisis lain. Ada beberapa ciri dari analisis kualitatif, diantaranya adalah sebagai berikut:

a.       Data yang akan digunakan untuk keperluan analisis dikumpulkan dalam kondisi yang asli atau alamiah (natural setting).
b.      Peneliti sebagai alat utama pengumpul data, yaitu dengan menggunakan metode pengumpulan data berdasarkan pengamatan.
c.       Pengumpulan data secara deskriptif, yang berupa teori bukan dalam bentuk angka yang kemudian ditulis dalam bentuk laporan.
d.      Lebih mementingkan proses jalannya suatu penelitian dari pada hasil penelitian tersebut.
e.       Dalam analisis kualitatif, pada umumnya digunakan metode triangulasi yang dilakukan secara ekstensif
f.        Biasanya analisis kualitatif  hanya mementingkan rincian kontekstual
g.       Subjek yang diteliti memiliki kedudukan yang sama dengan peneliti
h.       Pengambilan sampel yang sedikit dan sesuai  dengan tujuan
i.         Mengadakan analisis sejak awal penelitian
j.        Menuntut si peneliti untuk melakukan sendiri kegiatan penelitian langsung di lapangan.



D.      Teknik Analisis Kualitatif

                        Adapun teknik-teknik dasar yang dilakukan dalam melakukan analisis kualitatif  ini, antara lain:
a.  Observasi
          Observasi adalah suatu pengamatan yang bertujuan untuk menyajikan gambaran realistik dari suatu penelitian. Observasi dalam penelitian kualitatif dapat dibagi menjadi tiga, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur dan observasi kelompok tidak terstruktur.

b.  Dokumen
          Sejumlah fakta dan data tersimpan di dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang ada adalah berupa naskah, teori, catatan, laporan, gambar dan sebagainya. Data ini memiliki sifat yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu, sehingga memberikan peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam

c.  Focus Group Discussion (FGD)
          FGD merupakan teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan oleh para peneliti kualitatif dengan tujuan untuk menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini dilakukan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang berpusat pada suatu permasalahan tertentu. Teknik ini juga dapat dilakukan untuk menghindari kesalahan pemaknaan dari seorang peneliti terhadap suatu penelitian tertentu.


D.                   Contoh Penelitian Menggunakan Analisis Kualitatif

“Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Formaldehid pada Ikan Asin di Madura.”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan formalin/formaldehid yang terdapat pada sampel. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah ikan asin yang diperoleh dari beberapa pasar tradisional di Madura.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2010 di Laboratorium Teknologi Industri Pertanian,  Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo. Identifikasi keberadaan formalin/formaldehid pada ikan asin dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Serta bahan yang digunakan adalah ikan asin yang diperoleh dari beberapa pasar tradisional di Madura dan asam kromatofat. Sedangkan alat-alat yang dipakai pada penelitian ini adalah beaker glass, pengaduk, kompor, tabung reaksi, erlenmeyer serta spektrofotometer.
Pengujian sampel secara kualitatif dilakukan dengan cara menimbang bahan sampel sebanyak 5 gram, kemudian memasukkan aquades ke dalam beaker glass sebanyak 50 ml, lalu dididihkan, dan setelah itu memasukkan bahan yang akan diuji ke dalam erlenmeyer, lalu direndam dengan aquades yang mendidih kemudian memasukkan asam kromatofat ke dalam erlenmeyer yang berisi bahan sampel dan aquades yang mendidih, lalu diaduk. Sampel yang mengandung formalin akan ditandai dengan berubahnya warna air dari bening menjadi merah muda hingga ungu. Semakin ungu warna yang dihasilkan berarti kadar formalin dalam sampel semakin besar.
Melalui analisis kualitatif yang dilakukan terhadap sampel yang dilakukan di laboratorium Teknologi Industri Pertanian terhadap sejumlah sampel ikan asin, diperoleh hasil penelitian bahwa semua sampel (ikan asin dari beberapa pasar tradisional di Madura) ternyata positif mengandung formalin dengan kadar yang beragam. Hal ini diketahui karena pada saat melakukan penelitian, air yang berada di dalam erlenmeyer yang juga berisi sampel berubah warna dari bening (tidak berwarna) menjadi ungu. Namun pada masing-masing sampel terbentuk kepekatan warna yang beragam. Hal ini berarti kadar formalin yang terdapat pada tiap-tiap sampel juga beragam (tidak sama).