USULAN
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
“KANDUNGAN VITAMIN DALAM ZAT ADITIF PADA MAKANAN”
BIDANG KEGIATAN:
PKM – ARTIKEL
ILMIAH
Diusulkan Oleh:
Nama : Febersinta
Nim : 4131131021
Angkatan : 2013
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
PENGESAHAN PKM – ARTIKEL ILMIAH
1.
Judul
Kegiatan : Kandungan
Vitamin Dalam Zat Aditif pada Makanan
2.
Bidang
Kegiatan : PKM – AI
3.
Pelaksana
Kegiatan
a.
Nama
Lengkap : Febersinta
b.
NIM : 4131131021
c.
Jurusan : Kimia
d.
Universitas
: Universitas Negeri
Medan
e.
Alamat
dan No. Telp : Jl. Panglima No. 26 ;
085763213896
f.
Alamat
Email : f.tharoes@gmail.com
4.
Dosen
pendamping
a.
Nama
Lengkap :
b.
NIDN :
c.
Alamat
dan No Telp :
5.
Biaya
Kegiatan Total
a.
Dikti :
6.
Jangka
Waktu Pelaksanaan : ± 5 Minggu
Medan, 24 September 2014
Menyetujui
Ketua Jurusan Kimia Pelaksana
Kegiatan
( Dtrs. Jamalum
Purba, M.Si) (
Febersinta )
NIP. 196412071991031002 NIM:
4131131021
Pembantu Rektor III Dosen
Pendamping
(______________________) (
Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si)
NIP NIP.
196006181987031002
KANDUNGAN VITAMIN DALAM ZAT ADITIF PADA MAKANAN
Febersinta
Jurusan Kimia,
Fakultas Matematika dam Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan, Medan
Abstrak
Zat Aditif merupakan zat yang
ditambahkan pad makan dengan tujuan memperoleh hasil yang optimal. Telah dilakukan
penelitian tentang keberadaan kandungan zat aditif, khususnya vitamin yang
terdapat dalam makanan ataupun minuman yang beredar di pasaran. Penelitian ini
bertujuan mengetahui keberadaan zat aditif dalam sampel.penelitian dilakukak
dengan cara turun ke lapangan (pasar) untuk memperoleh sampel. Dalam hal ini
peneliti memperoleh sampel susu kental manis. Dan kandungan zat aditif,
khususnya vitamin yang terdapat di dalamnya dapat diamati melalui komposisi
yang tertera di belakang kemasan.
Kata
kunci : zat aditif, vitamin, susu kental manis.
PENDAHULUAN
Kebutuhan utama setiap makhluk di bumi
adalah makan. Bergitu juga dengan manusia, yang selalu membutuhkan makanan.
Namun tidak semua makanan tetap memiliki kualitas yang baik saat ingin dimakan
setelah mengalami penyimpanan. Oleh karena itu, tidak sedikit orang-orang yang
menambahkan zat aditif ke dalam makanan yang akan dikonsumsi agar memperoleh hasil
yang tetap memuaskan untuk dikonsumsi.
Zat aditif adalah berbagai macam zat-zat yang
ditambahkan pada makanan selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan
untuk maksud tertentu. Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan
pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk
mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses
pengolahan.
Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari
bahan alami tumbuh-tumbuhan
yang selanjutnya disebut zat aditif alami.
Pada umumnya zat aditif alami ini tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan bagi kesehatan manusia, karena terbuat dari bahan-bahan alami. Adapun zat aditif
alami diantaranya adalah bunga cengkeh, pala, merica, dan cabai.
Akan tetapi, pertambahan jumlah penduduk bumi yang makin lama makin bertambah menuntut
jumlah makanan yang lebih besar sehingga zat aditif alami tidak dapat mencukupi kebutuhan manusia itu lagi. Oleh karena
itu, industri makanan memproduksi berbagai
jenis makanan yang memakai/mengandung zat aditif buatan (sintesis). Bahan baku
pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang tidak alami kemudian direaksikan, sehingga terciptalah berbagai macam zat
aditif. Beberapa
jenis zat aditif yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
1. Penguat rasa
Monosodium
Glutamat (MSG) sering digunakan sebagai penguat rasa makanan buatan dan juga
untuk melezatkan makanan. Adapun penguat rasa alami diantaranya adalah bunga
cengkeh, pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar. Contoh penguat rasa
buatan adalah monosodium glutamat/vetsin, asam cuka, benzaldehida, amil asetat.
2. Pemanis
Zat pemanis buatan
biasanya digunakan untuk membantu mempertajam rasa manis.Beberapa jenis pemanis
buatan yang digunakan adalah sakarin, siklamat, dulsin, dan aspartam. Pemanis buatan
ini juga dapat menurunkan resiko diabetes, namun siklamat merupakan zat yang
bersifat karsinogen.
3.
Pengawet
Bahan pengawet
adalah zat kimia yang dapat menghambat kerusakan pada makanan, karena serangan
bakteri, ragi, cendawan. Reaksi-reaksi kimia yang sering harus dikendalikan
adalah reaksi oksidasi, pencoklatan (browning) dan reaksi enzimatis
lainnya. Pengawetan makanan sangat menguntungkan produsen karena dapat
menyimpan kelebihan bahan makanan yang ada dan dapat digunakan kembali saat
musim paceklik tiba. Contoh bahan pengawet adalah natrium benzoat, natrium
nitrat, asam sitrat, dan asam sorbat.
4.
Pewarna
Warna dapat
memperbaiki dan memberikan daya tarik pada makanan. Penggunaan pewarna dalam
bahan makanan dimulai pada akhir tahun 1800, yaitu pewarna tambahan berasal
dari alam seperti kunyit, daun pandan, angkak, daun suji, coklat, wortel, dan
karamel. Zat warna sintetik ditemukan oleh William Henry Perkins tahun 1856,
zat pewarna ini lebih stabil dan tersedia dari berbagai warna. Zat warna sintetis
mulai digunakan sejak tahun 1956 dan saat ini ada kurang lebih 90% zat warna
buatan digunakan untuk industri makanan. Salah satu contohnya adalah tartrazin,
yaitu pewarna makanan buatan yang mempunyai banyak macam pilihan warna,
diantaranya Tartrazin CI 19140. Selain tartrazin ada pula pewarna buatan, seperti sunsetyellow FCF (jingga),
karmoisin (Merah), brilliant blue FCF(biru).
5.
Pengental
Pengental yaitu
bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan, memekatkan atau mengentalkan
makanan yang dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan tertentu.
Contoh pengental adalah pati, gelatin, dan gum (agar, alginat, karagenan).
6. Pengemulsi
Pengemulsi (emulsifier) adalah zat yang dapat
mempertahankan dispersi lemak dalam air dan sebaliknya. Pada mayones bila tidak
ada pengemulsi, maka lemak akan terpisah dari airnya. Contoh pengemulsi yaitu
lesitin pada kuning telur, gom arab dan gliserin.
7.
Pemutih dan pematang tepung
Zat aditif ini
dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga dapat
memperbaiki mutu pemanggangan. Contoh: Asam askorbat, aseton peroksida, dan
kalium bromat
8. Pengatur keasaman
Zat aditif ini
dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan.
Contoh: asam asetat, aluminium amonium sulfat, amonium bikarbonat, asam
klorida, asam laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan natrium bikarbonat
9.
Anti kempal
Zat aditif ini
dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk. Contoh: aluminium
silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja)
10. Pengeras
Zat aditif ini
dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan. Contoh: aluminium amonium
sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium glukonat (pada buah kalangan)
11. Sekuestran
Adalah bahan yang
mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Contoh: asam fosfat (pada lemak dan
minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan
dinatrium EDTA
12. Penambah gizi
(vitamin)
Ditambahkan pada makanan dengan tujuan agar
meningkatkan nilai gizi dari bahan makanan.hal ini dapat terjadi karena pada
proses pengolahan mineral dan vitamin yang ada pada makanan tersebut terurai
karena pemanasan, pencucian dsb. Zat aditif yang biasanya ditambahkan pada:
a. Vitamin A, B, D pada susu
b. Vitamin C pada sari buah
c. Mineral tertentu
pada jenis minuman dan makanan kaleng
d. Yodium pada
garam
TUJUAN
Adapun tujuan dari artikel ini adalah untuk
mengetahui kandungan-kandungan zat aditif yang berfokus pada vitamin yang
terdapat pada produk makanan dan minuman yang beredar di pasaran, khususnya
susu kental manis
METODE PENELITIAN
Alat
Alat-alat
yang digunakan dalam penelitian sederhana ini dapat dikatakan sangat sederhana
dan bukan merupakan alat-alat yang wajib ataupun sering digunakan di dalam
melakukan suatu penelitian. Penelitian
sederhana ini hanya memerlukan alat tulis, yaitu untuk mencatat komposisi suatu
produk makanan ataupun minuman yang beredar di pasaran. Pada penelitian
sederhana kali ini, peneliti berfokus kepada kandungan zat aditif yang terdapat
di dalam makanan ataupun minuman yang diteliti, khususnya di bagian vitamin.
Bahan
Bahan-bahan
yang menjadi objek penelitian sederhana ini adalah berupa beberapa bungkus
makanan ataupun minuman yang beredar di pasaran.
Tahapan Penelitian
Proses pelaksanaan penelitian sederhana ini dimulai dari
praktikan yang turun ke lapangan (pasar/warung) yang menyediakan/menjual
berbagai produk makanan dan minuman yang mengandung berbagai macam zat aditif.
Peneliti kemudian mencoba mendapatkan beberapa produk
makanan ataupun minuman tersebut dengan cara membelinya. Kali ini peneliti
mendapatkan sebuah produk susu kental manis yang memiliki komposisi: sukrosa,
air, minyak nabati, bubuk whey, bubuk cokelat, susu bubuk, skim, butter milk
bubuk, penstabil nabati, mineral (kalsium karbonat, magnesium karbonat, kolin
klorida, mangan sulfat), perisa artifisial coklat, vitamin ( C, E, A
(mengandung antioksidan tokoferol), B1, D3 ( mengandung antioksidan
tokoferol)), perisa identik alami cokelat, campuran laktosa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari prosedur penelitian yang telah dipercobakan dengan
menggunakan alat-alat dan bahan-bahan yang telah disebutkan diatas, maka
penelitian ini memperoleh hasil/ data dari sebuah produk susu kental manis.
Peneliti mengamati kandungan-kandungan yang ada pada salah satu produk susu
kental manis tersebut dengan memperhatikan komposisi yang berdapat di bagian
belakang kemasan produk tersebut. Setelah memperhatikan komposisi produk ini,
peneliti menemukan bahwa produk susu kental manis ini mengandung beberapa jenis
zat aditif, seperti: perisa cokelat, sukrosa, laktosa, berbagai jenis mineral
dan beberapa macam vitamin.
Vitamin ditambahkan
pada makanan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai gizi dari bahan makanan.
Hal ini dapat terjadi karena pada proses pengolahan mineral dan vitamin yang
ada pada makanan tersebut terurai karena pemanasan, pencucian dsb. Vitamin yang terkandung dalam produk susu kental manis ini
merupakan salah satu jenis dari zat aditif. Seperti yang kita ketahui bahwa
vitamin memiliki fungsi penting bagi tubuh. Seperti vitamin C yang berfungsi meningkatkan sistem kekebalan
tubuh dan menangkal radikal bebas; vitamin E sebagai antioksidan alami dan
menjaga kesehatan kulit; vitamin A berperan dalam menjaga kesehatan mata;
vitamin B1 berperan untuk menjaga kesehatan dan fungsu jantung bagi tubuh;
vitamin D3 berfungsi dalam menjaga kulit dang mencegah bekas luka.
Begitu banyak manfaat dari vitamin bagi tubuh manusia.
Namun, karena vitamin-vitami ini tidah berasal dari bahan alami, pastilah
vitamin-vitamin ini tidak memberikan hasil yang optimal, atau bahkan memberikan
dampak buruk bagi tubuh. Seperti misalnya vitamin A dan D3 yang mengandung
antioksidan. Penggunaan zat aditif yang mengandung antioksidan ini dapat
menyebabkan kelainan kromosom pada orang yang alergi terhadap aspirin. Selain
itu, penggunaan zat ini secara berlebihan juga dapat memicu terjadinya kanker.
Dan pada dasarnya, konsumsi zat aditif sintetis secara berlebihan dan
terus-menerus dapat menyebabkan efek buruk bagi kesehatan. Karena zat aditif
sintetis terbuat dari bahan-bahan kimia. Dan seperti yang kita ketahui, bahwa
semua bahan-bahan kimia berbahaya bagi tubuh.
KESIMPULAN
Hampir semua produk makanan dan minuman yang beredar di
pasaran memiliki kandungan zat aditif. Penambahan zat aditif pada makanan
ataupun minuman dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang maksimal
dari produk tersebut. Ada begitu banyak jenis zat aditif, salah satunya adalah
vitamin. Vitamin memegang fungsi yang penting bagi tubuh manusia. Namun jika
vitamin yang dikonsumsi adalah vitamin sintetis, maka akan mengurangi fungsinya
atau bahkan mengakibatkan efek berbahaya bagi tubuh. Pada dasarnya penambahan
zat aditif di dalam produk makanan atau pun minuman akan menyebabkan efek buruk
bago orang-orang yang mengkonsumsinya, karena zat-zat aditif ini bersifat
sintetis dan terbuat dari bahan-bahan kimia.
DAFTAR PUSTAKA
Putri, Oktaviani
Pratama. 2014. “Zat Aditif pada Makanan”.
http://oktavianipratama.wordpress.com/science/chemistry/zat-aditif-makanan.html (diakses tanggal 20 September 2014)
Dahlanforum. 2007. “Zat
Aditif”. http://dahlanforum.wordpress.com/2007/07/27/zat-aditif (diakses tanggal 20 September 2014)
Anonim. 2013. “Zat Aditif”. http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/02/zat-aditif.html
(diakses tanggal 20 September 2014)